Launching Tahun Kimia Internasional Mengembalikan Kejayaan Industri Kimia Nasional

Posted by Moh Arief Munandar 07.11, under ,, | No comments

 











Dengan semakin membaiknya ekonomi dan kondisi global menjadi momentum tepat untuk bangkitnya industri kimia nasional, apalagi Indonesia berlimpah sumber bahan baku.




Pengembangan industri kimia nasional memang sedianya sudah dilakukan semenjak pembangunan nasional dengan memanfaatkan potensi minyak dan gas bumi. Bahkan pada era pemerintahan orde baru, terlihat perkembangan industri kimia sangat pesat.
Pembangunan pusat olefin di Banten sebagai basis pengembangan indsutri petrokimia, merupakan salah satu dari upaya pemerintah kala itu guna menggenjot industri kimia nasional.
Alhasil, pada awal tahun 1990-an industri kimia tercatat mengalami pertumbuhan yang cukup pesat bisa mencapai diatas 10%. Sayangnya akibat kiris moneter yang terjadi pada 1998 silam, membuat kinerja indutri kimia melorot. Namun perlahan tapi pasti industri kimia kini kembali pulih bahkan hampir tiga tahun terakhir pertumbuhan industri kimia mencapai 2% hingga 4%.
Buktinya, kendati pertumbuhan industri non-migas pada 2009 sempat anjlok menjadi 2,56% dari 4,05% pada 2008, namun pada 2010 menguat menjadi 5,09%. Rupanya kondisi itu diikuti pula oleh industri kimia nasional, tercatat  pertumbuhan industri kimia nasional pada 2009 mencapai 1,64% melonjak menjadi 4,67% di 2010. Meningkatnya pertumbuhan di industri manufaktur itu pula berimplikasi positif terhadap PDB Indonesia mencapai 27,5%.
Padahal, dikatakan Menteri Perindustrian, MS Hidayat, industri kimia kerap dihadang dengan berbagai masalah seperti terbatasnya pasokan bahan baku dan energi, termasuk munculnya pesaing dari kawasan regional maupun internasional. “Harapannya industri kimia akan terus membaik,” tutur Hidayat, saat membuka launching tahun kimia internasional, di Jakarta akhir Maret lalu.
Maka itu lanjut Hidayat, struktur industri kimia mesti diperkokoh layaknya yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Keseriusan poemerintah dalam upayanya mengembangkan industri kimia nasional, terlihat dari kebijakan yang diambil pemerintah dengan salah satunya memprioritaskan penguatan struktur industri petrokimia mulai hulu hingga hilir.
Langkah awal yang dilakukan pemerintah berupa mengupayakan jaminan pasokan bahan baku dalam jangka panjang untuk tiga sentra produksi industri petrokimia yang sudah eksis yakni, Pusat Olefin di Banten dan Bontang, serta Pusat Aromatik di Tuban.
Bahkan guna memperkuat disektor hulu, pemerintah berencana membangun kilang minyak untuk memproduksi nafta dan kondesat yang hingga saat ini masih didapat dari impor, akibatnya daya saing industri kimia nasional masih rendah.
Padahal bila bahan baku itu di olah di dalam negeri bisa memperkuat daya saing industri, apalagi berdasar perkiraan Hidayat, Indonesia memiliki cadangan minyak bumi yang cukup besar mencapai 7,9 triliun barel, gas 160 triliun cubic feet serta batubara mencapai 105 miliar ton. Selama ini masih diprioritaskan untuk energi, kedepan sudah selakyanya porsi lebih besar diberikan untuk pembangunan industri petrokimia. “Supaya memberikan nilai tambah dan memperkuat ketahanan nasional dalam berbagai aspek,” paparnya menjelaskan.

0 komentar:

Posting Komentar